Senin, 26 November 2012



ANALYSIS QUALITATIF'S BASE CONCEPT AND QUANTITATIVE



EKA DONNA FAUZIAH
441411017
CHEMISTRY B

ung warna_002.jpg

DEPARTMENT CHEMISTRY OF EDUCATION
FACULTY OF MATH AND NATURAL SCIENCE
GORONTALE STATE UNIVERSITY
2012


ATTEMPT 2
A.    Analysis Qualitatif's Base Concept and Quantitative
B.     TO THE EFFECT : Know and studies analisis kualitatif's basic concept and quantitative
C.    DASAR TEORI :
Pada dasarnya, konsep analisis kimia dapat dibagi atas 2 bagian:
1. Analisis kualitatif, analisis yang berhubungan dengan identifikasi suatu zat atau
campuran yan tidak diketahui.
2. Analisis kuntitatif, analisis kimia yang menyangkut penentuan jumlah zat tertentu
yang ada dalam suatu sample (contoh).
Ada dua langkah utama dalam analisis adalah identifikasi dan estimasi komponen - komponen suatu senyawa. Langkah identifikasi ini dikenal sebagai analisis kualitatif sedangkan estimasinya adalah analisi kuantitatif. Walaupuan analisis kualitatif sudah banyak ditingagalkan, namun analisis kualitatif ini merupakan aplikasi prinsip-prnsip umum dan konsep-konsep dasar yang telah dipelajari dalam kimia dasar.
 Analisis kualitatif digunakan sebelum analisis kuantitatif. Setelah mengetahui komponen/ pengotor apa melelui analisis kualitatif, barulah dilakukan analisis kuantitatif. Tujuan utama analisis kauntittatif adalah unutk mengetahui kuantitas (jumlah) dari setiap komponen yang menyusun analit. Langkah ini terbilang sederhana. Dalam analisis kualitatif pengamatan visual merupakan hal yang penting. Bila kita dihadapkan pada suatu larutan yang tidak diketahui, pertanyaan yang timbul adalah “apakah warnanya? “. Warna adalah penting, karena beberapa ion anorganik dapat diketahui dari warnanya yang spesifik. Walau demikian kita tidak boleh menarik kesimpulan secara tepat terutama bila yang dianalisi berupa larutan yang terdiri atas campuran beberapa ion harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi kesimpulan yang salah.
Misalnya, larutan yang mengandung ion Co2+ berwarna pink dalam larutan yang mengandung Ni2+ berwarna hijau, bila saling bercampur menjadi tidak berwarna. Amatan visual berkaitan dengan warna dari sampel padatan juga penting. Warna-warna endapan yang dihasilkan dari reaksi dalam larutan kadang-kadang menunjukan identitas dari endapan yang terbentuk. Larutan Pb2+ dan I- keduanya tidak berwarna, yang apabila dicampurkan akan terbentuk endapan kuning terang dari PbI2. komponen-komponen penyusun campuran padat seringkali diidentifikasi dari masing-masing  warnanya.
Analisis kuantitatif adalah pengukuran banyaknya komponen yang diinginkan Dalam cuplikan yang dianalisis. Analisis kuantitatif berkaitan dengan penetapan berapabanyak suatu zat tertentu yang terkandung dalam suatu sampel. Zat yang ditetapkan tesebut, sering kali dinyatakan sebagai konstituen atau analit, menyusun entah sebagian kecil atau sebagian besar sampel yang dianalisis jika zat yang dianalisa menyusun lebih 1% dari sampel, maka analit ini dianggap sebagai konstituen utama.
Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi suatu zat, fokus kajiannya
adalah unsur apa yang terdapat dalam suatu sampel (contoh). Analisis kualitatif sampel terdiri atas golongan kation.
            1.sistematika analisis kation
Prosedur yang biasa digunakan untuk menguji suatu zat yang tidak diketahui,
pertama kali adalah membuat sample (contoh) yang dianalisis dalam bentuk cairan
(larutan). Selanjutnya terhadap larutan yang dihasilkan dilakukan uji ion-ion yang
mungkin ada. Kesulitan yang lebih besar dijumpai pada saat mengidentifikasi berbagai konsentrasi dalam suatu campuran untuk ion, biasanya dilakukan pemisahan ion terlebih dahulu melalui proses pengendapan, selanjutnya dilakukan pelarutan kembali endapan tersebut. Kemudian diadakan uji-uji spesifik untuk ion-ion yang akan diidentifikasi. Uji spesifik dilakukan dengan menambahkan reagen (pereaksi) tertentu yang akan memberikan larutan atau endapan berwarna yang merupakan karakteristik (khas) untuk ion-ion tertentu. Analisis campuran kation-kation memerlukan pemisahan kation secara sistematik dalam golongan dan selanjutnya diikuti pemisahan masig-masing golongan kedalam sub golongan dan komponen-komponennya. Pemisahan dalam golongan didasarkan perbedaan sifat kimianya dengan cara menambahkan pereaksi yang akan mengendapkan klorida dari ion-ion timbal (Pb2+),perak (Ag+) dan raksa (Hg2+). Setelah ion-ion ini diendapkan dan dipisahkan, ion-ion lain yang ada dalam larutan tersebut dapat diendapkan dan penambahan H2S dalam suasana asam setelah endapan dipisahkan perlakuan selanjutnya dengan pereaksi tertentu memungkinkan terpisah golongan ini
-          Analisis golongan kation
Pada analisis sistematik dari kation maka golongan logam-logam yang akan diidentifikasi dipisahkan menurut golongan berikut :
ΓΌ Golongan I, Disebut golongan asam klorida terdiri atas: Pb2+, Ag+, Hg2+
ΓΌ   Golongan II, disebut golongan hidrogen sulfida, terdiri atas: As, Sn, Sb, Cu, Pb2+, Bi2+,Hg2+, Cd2+
ΓΌ   Golongan III, disebut golongan amonium sulfida terdiri atas: Al, Cr, Fe, Zn, MN, Co,dan Ni
ΓΌ   Golongan IV, disebut golongan amonium karbonat, terdiri atas: Ba, Sr, dan Ca
ΓΌ   Golongan V, disebut golongna sisa, terdiri atas: Mg, K, NH4+

-          Analisis golongan anion
Analisis anion dilakukan dengan mengamati perubahan spesifik dari sampel yang diuji meliputi perubahan warna/terjadinya gas/bau dari sampel yang diuji, atas penambahan asam sulfat encer atau pekat. Untuk menganalisis anion dalam larutan, maka harus bebas dari logam berat dengan cara menambah larutan Na2CO3 jenuh, lalu dididihkan. Dalam hal ini logam logam tersebut akan terlarutkan sebagai garam karbonat, sedangkan anionnya terlarut sebagai garam natrium.[1]
SKEMA PEMISAHAN KATION – KATION KE DALAM GOLONGANNYA
Golongan I - V
 
ENDAPAN                                                                                        SARINGAN


 
                                                                                                         HCl, H2S
ENDAPAN                                                                                            SARINGAN







Golongan II
 

 
                                                                                                       NH4OH, NH4Cl, H2S
ENDAPAN                                                                                           SARINGAN


 
Sulfida

Golongan III
Hidroksida


 
Golongan IV - V
 
                                                                              
                                                           
( NH4)2CO3, NH4OH, NH4Cl
Golongan IV
 
ENDAPAN                                                                                                SARINGAN


Golongan V
 
 


Dalam pelajaran pendahuluan analisa kuantitatif, mahasiswa sebagian besar akan tersangkut dengan zat-zat utama dari contoh makro. Dia akan jarang melakukan analisa kuantitatif suatu contoh secara lengkap. Suatu analisa kimia sebenarnya terdiri atas empat langkah utama :
1.   Sampling : yaitu memilih suatu contoh yang  menggambarkan materi suatu contoh yang menggambarkan materi yang akan dianalisa
2.   Pengggubahan analit kedalam bentuk yang sesuai guna pengukuran
3.   Pengukuran
4.   Perhitungan dan pentafsiran dari pengukuran
Seringkali orang baru melakukan hanya langkah-langkah 3 dan 4 karena ini biasanya paling mudah. Selain langkah –langkah tersebut diatas, maka ada pekerjaan- pekerjaan yang lain yang mungkin diperlukan. Jika contohnya suatu zat padat, kemungkinan perlu untuk mengeringkannya sebelum dilakukan analisa. Zat padat juga perlu dilarutkan dalam suatu solven yang sesuai sebelum langkah pengukuran. Dan suatu pengukuran teliti atas berat dari contoh (volum jika merupakan gas) harus dilakukan, karena hasil-hasil kuantitatif  biasanya  dilaporkan dengan istilah perbandingan misalnya banyaknya gram analit per 100 gr (persen berat) [2]

Hal hal yang harus diperhatikan dalam mempelajari reaksi-reaksi ion. Reaksi dapat dipelajari baik dalam skala makro maupun semimikro dan bagian terbesar dari reaksi –reaksi dapat pula dipakai sebagai uji bercak. Kebanyakan reagensia sedikit banyak bersifat beracun maka menggunakannya haruslah berhati-hati. Konsentrasi reagensia kebanyakan dipilih sebgaia molar,yang berarti bahwa kita akan mudah menghitung volume relative ari pereaksi dan reagensia yang diperlukan untuk menyelesaikan reaksi. Sebaiknya janganlah menambahkan jumlah reagensi sebanyak yang dihitung sekaligus kepada larutan tetapi jumlahnya harus sama atau lebih dari yang ekuivalen. Dalam beberapa hal kita tak mungkin atau murang praktis untuk membuat reagensia 1M  maka kadang-kadang kita harus pakai reagensia 0,5 m atau bahkan 0,1 M. adakah mudah unutk memperkirakan volume sautu reagensia tertentu yang diperlukan untuk yang diperlukan untuk menyelasaikan suatu reaksi dari konsentrasinya. Asam dan basa kebanyakan dipakai dengan konsentrasi 2M, untuk mencegah pengenceran campuran yang tidak perlu .[3]
Penggolongan Kimia Analitik
Berdasarkan sifat analisis terhadap komponen analitnya, jenis analisis dapat digolongkan menjadi :
a.       Analisis Perkiraan (proximate analysis) : banyaknya komponen dalam sampel belum dapat dinyatakan dengan pasti hanya memperkirakan saja yang diketahui.
b.      Analisis Parsial (partial analysis) : hanya sebagaian sampel yang dianalisis sedangkan sebagian lainnya tidak dianalisis
c.       Analisis Komponen Renik (trace constituent analysis) : hanya komponen mikro (renik) yang ditetapkan keberadaannya secara kualitatif maupun kuantitatif.
d.      Analisis Lengkap (complete analysis) : bila keseluruhan komponen penyususn sampel dianalisis sehingga diperoleh komponen sesungguhnya dari komponen penyusun sampel.
Berdasarkan kuantitatas analit yang ingin ditetapkan analisis dapat digolongkan dalam 4 kategori :
a.       Analisis Makro dengan jumlah sampel ≥ 0,1 gram
b.      Analisis Semi Mikro dengan jumlah sampel 0,01 – 0,1 gram
c.       Analisis Mikro dengan jumlah sampel ≤ 0,01 gram
d.      Analisis Ultra Mikro dengan jumlah sampel ≤ 0,001 gram[4]
D.    ALAT DAN BAHAN :
ΓΌ  gelas ukur.jpgGelas Ukur
Berfungsi untuk mengukur reagen yang digunakan


ΓΌ  gelas kimia.jpggelas kimia
Berfungsi untuk diletakkannya larutan





ΓΌ  Pipet Tetes
♥donna'zz♥(1738).jpgBerfungsi untuk memindahkan cairan dengan sedikit demi sedikit

ΓΌ  Tabung Reaksi
Tabung reaksi 1.jpgBerfungsi sebagai tempat reaksi terjadi







ΓΌ  Rak Tabung Reaksi
♥donna'zz♥(1741).jpgBerfungsi sebagai penyangga dari tabung reaksi

Bahan:
NaOH                                                                   HCl                                   
Sifat Fisik :                                                         Sifat Fisik :
1.      Berbentuk putih padat                                 1. Massa atom : 36,45
2.      Tersedia dalam bentuk pelet                        2. Massa jenis : 3,21 gr/cm3
3.      Titik leleh 318 °C                                         3. Titik leleh : -1010C
4.      Titik didih 1390 °C                                      4. Energi ionisasi : 1250 kj/mol
Sifat Kimia :                                                       Sifat Kimia :
1.      Dengan larutan natrium hidroksida,             1. Merupakan oksidator kuat.
 (HCl)asam klorida dinetralkan dimana        2. HCl akan berasap tebal di udara lembab.  
akan terbentuk garam dan air

 KI                                                                     NH3
Sifat Fisik :                                                         Sifat Fisik :
1.      Massa molar = 166,0028 gr/mol                   1. kelarutan dalam air 12
                                                                                      gr/100 mL (0oC)
2.      Densitas = 3,123 gr/cm3                                         2. Larut ammonia dan eter.
3.      titik leleh : 681oC
                                                                    
K2CrO4                                                                                  KCN
Sifat Fisik :                                                         Sifat Fisik :
1.      Titik lebur  917˚C                                         1. Titik leleh 5630oC
2.      Densitas pada suhu 20˚C 1.9 kg/L               2. Titik didih 1490oC
Sifat Kimia :                                                       Sifat Kimia :
1.      Pereaksi Analis dan untuk Pigmen              1. berbentuk bubuk putih
dengan bau yang menyerupai almond
Na2CO3                                                                                  NH4OH
Sifat Fisik :                                                          Sifat Fisik :
1.      Padatan Kristal Berwarna putih                    1. Berbentuk Cair
2.      Titik Lebur 851°C                                         2. Berbau tidak sedap
3.      Densitas : pada 20°C 2.5 Kg/L                     3. Titik Lebur : -78 °C
Sifat kimia :                                                        sifat kimia :
1.      Mudah Melapuk oleh udara                            1. Merupakan larutan basa
2.      Beracun                                                           2. Mudah larut dalam Air
3.      Dapat digunakan                                             3. Autoniosasi
 sebagai pembersih 
                                       
H2SO4
Sifat Fisik :
1.      Berat molekul : 98,08 gr/mol
2.      Densitas : 1,84 gr/ml
Sifat Kimia :
1.      Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik
2.      Air memiliki massa jenisyang lebih rendah daripada asam sulfat dan cenderung mengapung di atasnya, sehingga apabila air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, ia akan dapat mendidih dan bereaksi dengan keras.







           


E.     WORKING PROCEDURE
SAMPLE A
 
1.


 
                                                                                 Putting sample into tubed
    
                Adding                   Adding           Adding              Adding          Adding             Adding           Adding   HCl                              NH3            NaOH             KI          K2CrO4                     KCN               Na2CO3


 




Pb2+
 
                                                                                                                                                                                                                                                          Group I

                             

SAMPLE B
 
2.


 
                                                                                 Putting sample into tubed
    
                Adding                   Adding           Adding              Adding          Adding             Adding           adding   HCl                               NH3            NaOH             KI          K2CrO4                     KCN               Na2CO3


 




Ag+
 
      Group  I     
SAMPLE  C
 
3.


 
                                                  Putting sample into tubed

                                                                                                                                                                                          Adding NH4OH           Adding NH3          Adding NaOH         Adding KI


 





     Group II



4.     


 


   Putting sample into tubed


 
                        Adding                                     Adding                                   Adding            NH4(OH)                                             NaOH                                      KI


 



Al 3+
 
                                                                                                                           Group III
5.     


 


   Putting sample into tubed
                            
                         Adding            adding                                 adding                adding                                                H2SO4                  K2CrO4                          NH3                     Na2CO3
 



Ba2+
 
                                                                                                                                                                                                                                                                                    Group IV

6.     





SAMPLE  F
 



 


   Putting sample into tubed
                            
White  
 
                         Adding                               adding                               adding                                   NaOH                                NH4OH                            NH3


 



Mg2+
 
                                                                                                                                                                                                                                                                                    Group V
F.     HASIL PENGAMATAN
Sampel A
pp                            Perlakuan
Hasil  pengamatan
-  Menambahkan HCl
-          Membentuk Putih
-  Menambahkan NH3
-          Membentuk Putih
-  Menambahkan NaOH
-          Membentuk Putih
-  Membentuk  KI s
-          Membentuk  Kuning 
-  Membentuk  K2CrO4
-          Memebentuk Kuning
-  Memebentuk  KCN
-          Membentuk Kuning
-  Membentuk Na2CO3
-          Membentuk Putih

Sampel B
pp                            Perlakuan
Hasil  pengamatan
-  Menambahkan HCl
-          Membentuk Putih
-  Menambahkan NH3
-          Membentuk Cokelat
-  Menambahkan NaOH
-          Membentuk Cokelat
-  Membentuk  KI s
-          Membentuk  Kuning 
-  Membentuk  K2CrO4
-          Memebentuk Merah
-  Memebentuk  KCN
-          Membentuk Putih
-  Membentuk Na2CO3
-          Membentuk Putih

Sampel C
pp                            Perlakuan
Hasil  pengamatan
-  Menambahkan NH4OH
-          Tidak berubah
-  Menambahkan NH3
-          Membentuk biru
-  Menambahkan NaOH
-          Membentuk biru
-  Membentuk  KI
-          Membentuk putih 
Sampel D
pp                            Perlakuan
Hasil  pengamatan
-  Menambahkan NH4OH
-          Memebentuk putih
-  Menambahkan NaOH
-          Larut
-  Membentuk  Na2CO3
-          Larut

Sampel E
pp                            Perlakuan
Hasil  pengamatan
-  Menambahkan H2SO4
-          Memebentuk putih
-  Menambahkan K2CrO4
-          Membentuk kuning
-  Menambahkan NH3
-          Tidak ada perubahan
-  Membentuk  Na2CO3
-          Memebentuk putih

Sampel F
pp                            Perlakuan
Hasil  pengamatan
-  Menambahkan NaOH
-          Memebentuk putih
-  Menambahkan NH4OH
-          Membentuk Putih
-  Menambahkan NH3
-          Membentuk putih










G.    PEMBAHASAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didalam laboratorium dapat diketahui bahwa pada:
1.      Sampel A:
 Mula mula sampel ini dimasukkan kedalm gelas kimia lalu direaksikan dengan berbagai pereaksi yang telah disediakan, sampel A ini bereaksi saat dereaksikan dengan HCl.
Ketika Sampel A direaksikan dengan HCl, diketahui bahwa pada tabung reaksi terdapat endapan putih PbCl2. Rekasi dari pencampuran ini adalah :
          Pb + 2HCl → z
Lalu ketika sampel A ditambahkan lagi dengan NH3 maka terbentuk kembali endapan putih timbel hidroksida dengan reaksi :
           Pb 2+ + 2NH3 + 2H2O  Pb(OH)2 + 2NH4+
 Kemudian NaOH ditambhkan pada sampel A dan terbentuk endapan putih timbel hidroksida dengan reaksi :
       Pb2+ + 2OH-  Pb(OH)2  
Ditambahkan lagi sampel A dengan KI dan terbentuk sedikit endapan kuning,timbel iodida,dengan reaksi :
    Pb2+ + 2I-  PbI2
Ditambahkan lagi dengan K2CrO4 terbentuk endapan kuning timbel kromat dengan reaksi :
    Pb2+  + CrO4-2  PbCrO4  
Selanjutnya ditambhakan lagi dengan KCN yang terbentuk endapan putih timbel sianida yang sangat beracun dengan reaksi :
   Pb2+ + 2CN-   Pb(CN)2
Kemudian ditambhkan lagi dengan Na2CO3 yang terbentuk endapan putih campuran timbel karbonat dan timbel hidroksida dengan reaksi :
  2Pb2+ + 2CO3-2  H2O  Pb(OH)2 + PbCO3  + CO2  
Sehingga kuat menyimpulkan bahwa sampel A adalah Pb2+
2.      Sampel B :
Mula-mula  Pada sampel B percobaan dilkukan dengan menambahkan reagen HCl lalu kemudian trebentuk endapan putih perak dengan reaksi : 
  Ag + + Cl-   AgCL  
Ditambhakan lagi NH3 terbentuk endapan coklat perak oksidat dengan terbentuk reaksi:
  2Ag+ + 2NH3  +H2O Ag2O  + 2NH4+
Selanjutnya ditambhakan NaOH dan terebntuk endapan coklat perak oksida dengan reaksi:
 2Ag+  + 2OH-  Ag2O  + H2O
 Ditmbahkan lagi KI kemudian terbentuk endpan kuning perak iodida dengan reaksi:
Ag+ + I-  Ag I  
Ditambhakan lagi K2CrO4 terbentuk endapan merah perak kromat dengan reaksi :
2Ag+ + K2CrO4 → ↓ Ag2CrO4 Merah + 2K+
ditambahkan KCN terbentuk endapan outih, kemudian ditambahkan lagi NaCO3,
Ag+     +     KCN                       AgCN(↓)  +  K+
endapan berubah menjadi putih kekuningan, selanjutnya ditambahkan NaCO3 secara berlebihan, endapan berubah menjadi cokelat.
Ag+     +     Na2CO3             AgCO3   + 2Na+
Sehingga kuat menyimpulkan bahwa sampel B adalah Ag+
3.      Sampel C
Mula-mula pada sampel C ditambhakn NaOH tidak terjadi perubahan ,ditambhkan NH3 sedikit terbentuk endapan biru, berlebih endapan larut terbentk warna biru tua,dengn reaksi:
Cu2+ + NH3 → ↓ Cu(OH)2 Biru + NH3+

Ditambhakan NaOH terjadi endapan biru berlebih endapannya larut.ditambhakan KI trjadi endapan putih, tapi larutannya berwrna coklat tua. Sehingga dengan kuat disimpulkan bahwa sampel C adalah Cu2+.

4.      Sampel D
Mula-mula pada sampel D percobaan dilakukan dengan menuangkan sampel ke tabung reaksi lali menambahkan reagen, mula-mula reagen yang ditambahkan adalah NH4OH dan terbentuk endapan putih. Lalu ditambahkan NaOH atau natrium hidroksida dengan endapan putih dengan reaksi :
      Al3+  + 3OH-  ­Al(OH)3
Lalu endapan melarut dalam reagensia berlebiihan, pada mana ion-ion tetrahidroksoaluminat  dengan reaksi :
      Al(OH)3 + OH-  [ al(OH)4]-
Lalu Na2CO3 terdappatnya terlarut karerna reagensi berlebihan dengan reaksi
      Al(OH)3 + CO3-2  + H2O  [Al(OH)4] + HCO3-
Sehingga dengan kuat menyimpulkn bahwa sample D adalah Al3+.
5.      Sampel E.
Mula –mula sampel E  ditambhakan H2SO4 trebentuk endapan putih dengan reaksi:
       Ba2+  +  H2SO4 → BaSO4 + 2 H+
06112012347.jpgDitambhakan dengan K2CrO4 terbentuk endapan kuning .Ditambhakan dengan NH3  tidak ada perubahan. Ditambahkan Na2CO3 terbentuk endapan putih dengan reaksi :
Ba2+  +  Na2CO3 BaCO3  + 2Na+
Sehingga dengan kuat menyimpulkan bahwa sampel E adalah Ba2+.
6.      Sampel F
            Merupakan sampel yang mengandung Mg2+. Ditambhkan dengan NaOH terbentuk endapan putih dengan reaksi
Mg2+ +  NaOH → ↓putih Mg(OH)2 + Na+  



Ditambhakn NH4OH  terebentuk endapan putih  dengan reaksi :
Mg2+ + NH4OH → ↓putih Mg(OH)2 + NH4+
Ditambahkan dengan NH3 terbentuk endapan putih dengan reaksi :
Mg2+ + 2NH3 + 2H2O  Mg(OH)  + 2NH4+
Sehingga dengan kuat menyimpulkan bahwa sampel F adalah Mg2+.


H.    KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan maka praktikan mengambil kesimpulan dengan sampel-sampel adalah golongan kation semuanya dengan 
Sampel A :  Pb2+ golongan I
Sampel B : Ag+ golongan I
Sampel C : Cu2+ golongan II
Sampel D: Al3+  golongan III
Sampel E : Ba2+ golongan IV
Sampel F : Mg2+ golongan V

I.       KEMUNGKINAN KESALAHAN
dalam percobaan ini praktikan m,enyadari terdapat beberapa kesalahan yang terjadi diantaranya :
1 .Tidak mencampurkan dengan baik karena pipet tertukar antara 1 sampel dengan sampel yang lainnya.
2.Praktikan bingung dengan cara mereaksikan karena tidak menguasai penuntun.













                                                      DAFTAR PUSTAKA
Lukum, Astin. 2005. Bahan Ajar Dasar-Dasar kimia Analisis. UNG
Svehla.G. 1990. VOGEL BUKU TES ANLISIS ANORGANIK KUALITATIF MAKRO DAN SEMI MIKRO. Jakarta : PT. kalman media pustaka
Team Teaching .Mata Kuliah Dasar-Dasar Kimia analitik. 2009. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Kimia analitik.
Underwood. 1988. Analisa kimia kuantitatif. Erlangga:Jakarta










           




                                                                                           












[1] Modul penuntun praktikum DDKA,2012 hal. 1-5
[2] Underwood,  analisa kimia kuantitatif. Hal 4
[3] Vogel ,buku teks analisis anorganik kualitatif makro dan semimakro  hal. 204
[4] Astin lukum, Bahan ajar DDKA . hal. 2